Perempuan, Laut dan Feodalisme
Oleh Moh Salapudin Sastrawan Muda Tegal "SEGANAS-GANAS LAUT, DIA LEBIH PEMURAH DARI HATI PRIYAYI.” Laut dengan segala keganasannya: ombak tinggi, badai, ikan buas, masih memberikan penghidupan pada nelayan. Dan laut tak juga menjadi dangkal meski akal dan budi manusia semakin dangkal. Sementara priyayi, dengan kedudukannya yang tinggi -dan barangkali karena kedudukannya yang tinggi-, dengan tanpa suatu beban apa bisa merendahkan kawula yang sudah di bawahnya dengan melakukan apa saja, tanpa ada yang kuasa menolaknya. Inilah yang dengan nyata dialami oleh Gadis Pantai. Gadis berumur 14 tahun -dengan kulit langsat, tubuh kecil, mata agak sipit, hidung ala kadarnya- yang menjadi bunga kampug nelayan sepenggal pantai keresidenan Jepara-Rembang (Jawa Tengah). Lahir di lingkugan nelayan yang tentu saja tidak kaya, membuatnya bukan saja berkawan dengan debur ombak, batu karang, dan biduk para nelayan, tetapi juga dengan keterbatasan dan kemiskinan. Itulah barangkali yan...